STOP BULLYING
Tidak bisa
dipungkiri bahwa sebagai mahkluk sosial, manusia pasti berinteraksi sosial
dengan manusia lainnya. Adapun arti dari kata interaksi sosial itu sendiri
menurut Maryati dan Suryawati (2003) adalah kontak atau hubungan timbal balik
atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar
individu dan kelompok. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
dalam interaksi sosial, terdapat suatu keadaan di mana terjadi kontak antara
satu individu dengan individu lainnya yang mana terbagi menjadi tiga macam;
antar individu, antar kelompok, dan antar individu dan kelompok. Interaksi
sosial juga tidak mengenal batasan. Sejak lahir, manusia telah memulai proses
interaksi sosial, yaitu antara bayi dengan ibunya. Semakin ia bertumbuh dewasa,
maka proses interaksi sosial semakin berkembang dan pihak yang terlibat di
dalamnya pun semakin banyak, bukan hanya keluarga, namun juga teman. Bahkan,
dalam perkembangannya, seringkali frekuensi dalam bergaul dengan teman lebih
tinggi dari frekuensi bersosialisasi dengan keluarga itu sendiri. Umumnya
fenomena ini terjadi di kalangan remaja. Ada beberapa alasan yang mendasarinya
seperti karena teman lebih enak diajak ngobrol dibandingkan dengan keluarga,
apalagi jika hal yang dibicarakan seputar pacar, sekolah dan lain sebagainya
yang berkaitan erat dengan dunia remaja, selain itu juga persamaan usia di
antara mereka juga menyebabkan tingginya frekuensi pergaulan dengan teman.
Selain itu juga diyakini bahwa pergaulan dengan teman sebaya bisa menambah
pengalaman, mengasah mentalitas dan psikologi, serta berbagi pengetahuan. Namun
bukan berarti tidak ada hal yang patut diwaspadai dari hal tersebut, justru
terdapat banyak hal yang harus dihindari, salah satunya adalahbullying.
Menurut Oxford
Learner’s Pocket Dictionary, definisi dari kata bully adalah frighten
or hurt a weaker person, apabila diterjemahkan berarti mengancam atau melukai
orang yang lebih lemah. Atau dengan kata lain, segala perbuatan yang mengancam,
melukai, dan merugikan orang lain bisa dikatakan sebagai bullying. Selain
itu bullying juga bisa berwujud fisik, verbal, dan psikis. Bullying bisa
terjadi dimana saja, tidak peduli itu di sekolah, kampus, atau tempat kerja.
Contoh dari bullying sebenarnya tidak sulit ditemui dalam kehidupan
sehari-hasi, misalnya dipalak uang saku oleh teman lain, diejek karena dianggap
berpenampilan aneh, diteror dengan kata-kata yang tidak senonoh dan menyakiti
hati, dan lain sebagainya.
Bullying juga bisa dilakukan secara langsung maupun
via media sosial. Sehingga, dalam beberapa kasus, bullying mungkin tidak
berdampak langsung pada fisik dan materi seseorang, namun bisa berdampak pada
psikologisnya, di mana dampaknya sangat berbahaya. Seperti halnya kasus bunuh
diri yang dilakukan oleh beberapa remaja di luar negeri yang disebabkan karena
mereka dibully dengan kata-kata kasar dan tidak senonoh, baik secara langsung
maupun melalui media sosial. Bullying yang mereka dapatkan membuat
mereka depresi. Apalagi mereka masih remaja di mana psikologis mereka masih
labil dan rapuh, maka bunuh diri menjadi pilihan mereka. Selain hal tersebut, bullying juga
bisa mengakibatkan depresi, penyendiri, merosotnya prestasi akademik, rasa
rendah diri yang berlebihan, dan lain sebagainya. Dari dampak tersebut bisa
dilihat bahwa bullying merupakan satu hal yang keberadaannya tidak
bisa diremehkan begitu saja. Jika dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin bullying akan
semakin banyak memakan korban.
Lalu,
bagaimana cara yang jitu untuk mengatasi atau setidaknya meminimalisir praktek bullying yang
terjadi?. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Pertama, ketika
akan memasuki lingkungan yang cenderung baru, persiapkan mental dan psikologis,
sehingga kita akan lebih siap menghadapi segala tekanan yang mungkin muncul.
Kita tidak bisa memungkiri bahwa tidak akan mudah masuk ke dalam lingkungan
yang baru dan masih asing untuk kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi,
karena itu menyiapkan mental dan psikis adalah salah satu cara yang terbaik.
Kedua, tingkatkan kepercayaan diri dan berpikir positif. Ingat kita adalah
makhluk spesial ciptaan Tuhan, sehingga Tuhan pasti menciptakan kita dengan
berbagai tujuan salah satunya yaitu untuk menjadi pemenang, jadi jangan mau
jika kita cuma dijadikan bahan bully, buktikan bahwa kita juga
mempunyai kelebihan dan bakat yang bisa kita banggakan sehingga orang lain
tidak bisa meremehkan dan memperlakukan kita dengan semena-mena. Akan tetapi,
terlepas dari semua itu, sebagai makhluk Tuhan kita pasti mempunyai kekurangan.
Dalam hal ini, kita tidak harus menyembunyikan kekurangan kita, justru itu akan
menjadi nilai plus jika kita tahu cara menghadapinya. Ketiga, perbanyak teman
dan relasi. Jadi jika ada pihak yang akan membully kita, mereka akan
berpikir dua kali karena kita punya teman yang siap membantu kita. Terakhir,
berperilaku baik dan sopan serta peduli pada sesama. Bagaimanapun juga, orang
yang berperilaku baik dan sopan akan disenangi oleh orang lain. Semakin banyak
orang yang menaruh simpati pada kita, maka semakin sedikit pula resiko kita
untuk dibenci dan dibully orang lain. Namun setelah banyak orang yang
menyukai kita, jangan malah berubah menjadi sombong, karena justru hal itu akan
memberi celah bagi orang lain untuk mengejek dan membullly kita.
Kesimpulannya adalah, meskipun bullying sudah
sangat merajalela di kehidupan sekitar, bukan tidak mungkin hal tersebut dapat
diatasi, dengan melakukan hal-hal di atas. Karena sebagaimana halnya penyakit
sosial, bullying pasti juga mempunyai cara penanganannya, tinggal
bagaimana kita memposisikan diri untuk menangani bullying jika itu
terjadi pada kita dan orang sekitar kita. Mulai sekarang, mari berpikir
selangkah lebih maju dan katakan stop bullying sekarang juga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar